Kamis, 29 Januari 2009

Pimpinan Dinyyah Puteri, Zizi saat berkomentar larangan terhadap rokok





Padang Panjang, Sang Pemburu Berita

Keberadaan Padang Panjang dengan julukan sebagai Kota Serambi Mekah jelas menambah bukti bahwa Indonesia merupakan Negara yang sangat religius.

Ha tersebut dikemukakan Wapres saat membuka ijtima, Ulama komisi Fatwa ke-3 se Indonesia, Sabtu (24/1) di aula pondok pesantren Diniyya Puteri Padang Panjang yang juga dihadiri Menteri Agama Maftuh Basyuni, Pimpinan Muhamamdiyah pusat Dien Syamsudin, sejumlah duta besar Negara-negara arab dan timur tengah dan Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi serta sejumlah pejabat lain.

Peserta yang mengikuti ijtima, selama tiga hari (24-26) ini berjumlah lebih 750 orang ulama yang dating berbagai daerah mencakup seluruh propinsi mulai dari Aceh hingga Papua. Sumatera Barat sendiri sebagai tuan rumah menunjukkan antusiasnya dengan mengirimkan utasan terbanyak yang hampir mencapai 200 orang.

Lebih lanjut Wapres dalam sambutanya mengemungkakan diharapkan seluruh peserta komisi Fatwa bisa menunjukan perannya secara aktif melalui suaradan gagasannya secara maksimal dan cerdas sebagai intelektual Islam.” Kepada Majelis Ulama Indonesia yang ikut dalam ijtima komisi Fatwa ini hendaknya arif dalam merumuskan produk-produk hasil pembahasan komisi, termasuk juga memperhatikan seperti nilai-nilai ekonomi dan kemajemukan bangsa, kerna jelas itu akan menjadi pijakan-pijakan baru bagi ummat Islam di Indonesia,” jelas Wapres.

Peran dan fungsi keberadaan Majelis Ulama Indonesia dikatakan Wapres sangat responsif dan peka menyikapi segala persoalan yang berkembang ditengah-tengah masyarakat secara umum. Hal ini tentu sangat membantu tugas-tugas pemerintah yang terus bergulir dengan dihadapkan berbagai persoalan, tantangan dan kendala yang sifatnya juga variatif.

Sementara itu Gubenur Gamawan Fauzi dalam sambutannya mengungkaan bahwa terpilihnya kota Padang Panjang sebagai tempat penyelengaraan Ijtima, Ulama Komisi ke-3 oleh MUI adalah merupakan sebuah kehormatan kepada masyarakat pemerintah khususnya Pemko Padang Panjang.” Padang Panjang adalah sebuah kota yang sangat kecil namun mengandung nilai-nilai sejarah besar khususnya dibidang pendidikan dan syiar Islam, keberadaan sekolah perguruan Islam sepeti Diniyyah Puteri, Thawalib dan Pesantren Serambi Mekah telah berhasil mengangkat Padang Panjang sabagai kota keci di mata dunia,” ujar Gubernur.

Secara khusus Gubernur atas nama pemerinta Sumbar dan masyarak minang juga mengucapkan banyak terimakasi kepada segenap jajaran MUI yanh telah memilih Padang Panjang sebagai tuah rumah.

Dalam agenda yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Fatwa ini, terdapat beberapa komisi yang melakukan pembahasan masala-masala yang tengah berkembang di tengah-tengah masyarakat luas, diantaranya tentang merokok, Golpot dan Yoga. Selain itu beberapa topic hangat yang turut dibahas adalah masalah Vasektomi dan Tubektomi serta pernikaan dini. Kesemua komisi ulama ulama ini akan membahasnya yang dibagi dalam tiga lokasi, Diniyyah Putri, Pesantren Serambi Mekah dan perguruan Thawalib.

Sementara itu Fauziah Fauzian sebagai pimpinan Diniyyah Putri jau hari sebelum hajatan nasional ini digelar, menyatakan dengan tegas kesiapan pihaknya sebagai tuan rumah terhadap kelancaran pelaksanaan agenda akbar MUI ini. Mulai dari loksi pembukaan, ruang siding komisi, ruang pers, halaman parker, hingga penginapan, Zizi sapaan akrab pimpinan Diniyyah Puteri ini mengatakan kesemunya telah siap.” Kami telah menyiapkan semuanya dengan kapasitas 700 orang, dengan rincian dua posko utama MUI, posko kesekretariat, kepanetian, logistic, persipan teknis, press room dan ruang penginapan dengan dengan daya tampung 120 orang,” ujar Zizi menguraikan.

Terpilinya kota Padang Panjang sebagai tempat diselenggarakanya pertemuan para Ulama se-Indonesia ini tampaknya patut disyukuri warga kota yang berjuluk serabi mekah. Apa lagai kehadiran ratusan ulama terkemuka dari masing-masing daerah ini bukan sekadar bertemu, melainkan Padang Panjang akan menjadi aksi sebagai satu daerah tempat dirumuskan dan digelontorkanya fatwa-fatwa hokum baru dimana ummat Islam di Indonesia akan berpijak.

Walikota dr.H.Suir Syam, M, Kes, MMR mengemungkan rasa syukurnya karna Padang Panjang ditetapkan sebagai tempat dirumuskannya fatwa-fatwa MUI tersebut. ”Kita harus faham kerna sebelum ini selam tiga bulan lamanya telah terjadi perebutan secara nasional, banyak daerah menyatakan siapnya untuk acara ini seperti Medan, Kalimantan dan sebagainya, namun akhirnya Padang Panjang yang terpili. Saya sebagai kepala daerah mewakili seluruh warga sangat bersyukur karena ini” , ujar Wako ketika diwawancarai sejumlah wartawan di tempat terpisah. (ce)

Tidak ada komentar: