Sabtu, 13 September 2008

Empat Tahun Kepemimpinan Suir Syam dan Adirozal


KEBERHASILAN PEMBANGUNAN PADANG PANJANG INI PATUT KITA SYUKURI BERSAMA


Padang Panjang_PEMBURU BERITA SEJATI

Apa yang telah berhasil dicapai Kota Serambi Mekah Padang Panjang, Provinsi Sumtra Barat, dalam kurun waktu rentang pembangunan empat tahun terakhir ini, patut kita syukuri bersama. Mengapa bersama-sama kita mensyukurinya ? Adalah karena keberhasilan demi keberhasilan yang dicapai kota ini, berkat kerja sama kita yang baik yang berhasil kita bangun berkat kemampuan dan kemauan kita membingkainya dengan nuansa Islami selama ini. Allah swt kan sudah berjanji, bagi yang mensyukuri nikmat-Nya, akan ditambah-Nya nikmat yang diberikan-Nya kepada kita. Tetapi bagi yang kufur nikmat, ingatlah bahwa siksaan-Nya sangat pedih.

Memang, harus diakui bahwa mensyukuri nikmat jauh lebih sulit dibandingkan mengkufuri nikmat. Akan tetapi, apapun alasannya, warga Kota Padang Panjang yang berjuluk Serambi Mekah harus bisa melakukannya. Dan alhamdulillah, selama ini warga kota kecil seluas 23 km persegi ini telah terbiasa melakukannya. Tak berlebihan rasanya, kalau dikatakan, nuansa Islami telah menjadikan warga kota ini terbiasa menyukuri setiap nikmat yang diberikan Allah swt kepada mereka.

Paling tidak, inilah inti dari sebuah awal perbincangan sejumlah wartawan dalam suatu wawancara cukup panjang yang memakan waktu sekitar 2,5 jam dengan Walikota Padang Panjang, Provinsi Sumbar, dr. H. Suir Syam, M.Kes, MMR dan Wakil Walikota Drs. Adirozal, MSi didampingi Kepala Bagian Humas Pemko Padang Panjang, Drs. Bustami Narda, berkaitan dengan empat tahun kepemimpinan Suir Syam-Adi di kota ini, bertepatan dengan tanggal 11 September 2003-11 September 207, beberapa hari lalu di ruangan kerja Walikota, JL. Sutan Syahrir, Padang Panjang.

Kerendahan hati Walikota Suir Syam yang diiringi Adi Rozal, sungguh jelas tercermin dalam setiap tutur katanya, pada sepanjang wawancara dalam suasana yang mengalir bagaikan air ini. Tak ada sedikitpun kesan ingin membusungkan dada, ingin membanggakan diri dari raur wajah dan buah perkataannya. Kendatipun sebenarnya harus diakui, bahwa lompatan demi lompatan perkembangan pembangunan Kota Padang Panjang selama empat tahun belakangan ini secara fakta dapat dirasakan.

“Ini hasil kerja sama kita semua. Pemerintah, DPRD, tokoh-tokoh masyarakat, seperti; ninik mamak pemangku adat, alim ulama, cerdik pandai, bundo kanduang, pemuda, perantau dan seluruh elemen masyarakat lainnya dan masyarakat sendiri. Walikota dan Wakil Walikota saja tak bisa. Perlu diketahui, bahwa peranan pers dalam hal ini sangat penting pula artinya dalam memotivasi semangat semua pihak dalam bekerja keras sesuai dengan visi dan misi kota selama ini. Hanya selaku walikota, tentu kamilah sebagai pengendalinya, yang dipercayakan dahulu selangkah dan ditinggikan seranting. Sekali lagi, alhamdulillah yang dapat saya ucapkan atas semuanya ini”, kata Suir Syam diamini Adirozal yang duduk di samping kiri Suir Syam.

Padahal, kalau dilihat secara faktual, torehan prestasi demi prestasi, keberhasilan demi keberhasilan selama empat tahun kepemimpinan Suir Syam-Adirozal ini, sungguh patut diacungi jempol.

Seperti ajakan Wakil Ketua DPRD Kota Padang Panjang, H. Achjar Syafnur, Dt. Gindo dalam suatu wawancara dengan wartawan di kesempatan lain, dikatakannya bahwa untuk lebih jelasnya keberhasilan-keberhasilan yang berhasil dipacai dalam kepemimpinan suir Syam -Adirozal selama empat tahun belakangan ini, dapat diambil contoh satu persatu secara sepintas, dari tiga pilar pembangunan Kota Padang Panjang semenjak empat tahun kepemipinan Suir Syam-Adirozal belakangan ini, yang tertuang dalam visi dan misi - Renstra Kota Padang Panjang 2004-2008.

Kalau kita lihat, memang dalam hal ini ada tiga pilar pembangunan Kota Padang Panjang, yakni Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi Kerakyatan. Di sektor pendidikan misalnya, tahun 2007 merupakan tahun puncak prestasi bagi kota Serambi Mekah Padang Panjang, dilihat dari lompatan-lompatan yang terjadi sejak dariu awal kepemimpinan Suir Syam - Adirozal. Buktinya, tahun 2007 ini, 8 dari 18 orang wakil Provinsi Sumbar ke Olimpiade Sain Nasional(OSN) di Surabaya yang berlangsung baru-baru ini, berasal dari Kota Padang Panjang. Tujuh orang dari siswa SMA Negeri I dan 1 orang dari siswa SMA Negeri III. Sedangkan 10 orang yang lainnya tersebar pada berbagai daerah Kabupaten Kota di Sumbar. Selanjutnya, 150 orang dari 160 orang tamatan SMA Negeri I Padang Panjang tahun ini, berhasil diterima di perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia. Sebagian besar diterima di UI, ITB, IPB, UNPAD, UGM, UNAND dan UNP.

Setelah melihat hasil lulus UNPTN ini, buyarlah jadinya anggapan miring atas tidak masuknya Kota Padang Panjang dalam lingkaran perolehan juara pada hasil kelulusan UAN(Ujian Akhir Nasional). Tampaknya bagi kota ini, angka kelulusan UAN tak cukup menjadi patokan mutu, namun yang paling menentukan adalah hasil lulus UMPTN.

Ketika ditanya Sidak ke berbagai sumber, termasuk kepada Wako Suir Syam sendiri, rupanya, jauh-jauh hari Pemerintah Kota telah mewanti-wanti kepada para kepala sekolah dan guru, bahwa mereka sama sekali tidak akan diberi sangsi apapun, kalau angka kelulusan UAN kecil. Tetapi harus diingat, tidak akan ada ampun untuk kepala sekolah dan guru serta murid-murid, kalau ada yang kedapan mencoba-coba berbuat curang dalam ujian, baik yang dilakukan oleh guru dengan cara memberi tahu jawaban kepada anak maupun anak sendiri yang coba-coba mencontek atau melihat catatan saat ujian. Padang Panjang dengan memegang teguh prinsip pendidikan yang Islami, telah bertekad untuk menjadikan lulus mencontek atau lulus karena curang adalah lulusan yang dilaknati Allah swt dan lulus karena hasil kerja keras sendiri adalah lulus yang dirahmati Allah. Jadi, menurut Suir Syam yang diperkuat Adirozal, satu-satunya usaha yang bisa dilakukan pihak kepala sekolah, guru, murid dan orang tua murid di saat-saat akan melaksanakan UAN, hanya zikir bersama di setiap sekolah. Melalui ziri bersama inilah kepala sekolah, guru, murid dan orang tua murid memanjatkan do'a dan perlindungan kepada Allah swt, semoga dibukakan pintu hati para murid dalam menghadapi ujian. Semoga mereka lulus dengan nilai tinggi dan dengan hasil kerja keras sendiri. Hasilnya memang sungguh alhamdulillah. Karenanya, ketika Kepala SMA Newgeri I Ridwan dan Kadinas Pendidikan setempat, Drs. Syahrizal dihubungi, mereka mengaku tak kecewa karena sekolah itu tak juara saat pengumuman angka kelulusan UAN. Tetapi mereka sangat bersyukur ketika melihat jumlah angka kelulusan tamatan sekolah tersebut di UMPTN benar-benar menggembirakan.

Di level SMTP, MTsN Padang Panjang berhasil meraih prediket MTsN terbaik nasional tahun 2006, suatu penilaian yang memiliki nilai kehormatan amat tinggi di dunia pendidikan.

Pada tahun 2006 terpilih 5 orang dari Kota Padang Panjang ke ajang bergengsi OSN. Satu di antaranya, Habiburrahman dari SMA Negeri I berhasil meraih medali emas. Satu prestasi yang cukup menggemparkan diraih siswa hafal Al-Qur'an dan ta'at puasa Senin-Kamis ini karena dia tak saja sekadar mengharumkan nama Kota berpenduduk 48.000 jiwa ini, melainkan juga mengharumkan nama Provinsi Sumbar di pentas nasional. Itulah sekilas tentang dunia pendidikan.

Pada tahun 2006, Indonesia diwakili murid SMP Negeri I Padang Panjang, Fuad Ikhwanda ke ajang finalis Merit Award INAEMIC 12 Juli 2006 di Bali Pada tahun 2006 ini pulalah Fuad Ikhwanda diundang sebagai peserta kongkres nasional berkaiotan dengan yang di atas di Jakarta.

Untuk tingkat SD, selain juara I nasional sepak bola Pordini, Padang Panjang juga meraih medali emas Kompetisi PASIAD-II Matematika. Di samping itu banyak lagi yang tak bisa disebutkan satu persatu di sini.

Kalau dilihat di sektor kesehatan. Satu hal yang sangat dirasakan lompatan kemajuannya sekarang oleh masyarakat, adalah semenjak diberlakukannya sistem berobat gratis bagi seluruh masyarakat Kota Padang Panjang. Masyarakat tak lagi mebyara berobat ke Puskesmas maupun ke Rumah Sakit Umum Daerah di kota ini. Ketika Wako Suir Syam ditanya tentang hal ini, menurut suir Syam bukannya masyarakat berobat gratis. Akan tetapi, masyarakat tidak lagi membayar berobat karena sudah dibayarkan oleh Pemerintah Kota dengan cara mengansuransikannya ke PT. Askes. Dalam hal ini, jelas Suir Syam yang pernah jadi dokter teladan ini, setiap warga masyarakat kota ini diansuransikan oleh Pemerintah Kota ke PT. Askes dengan biaya Rp 60.000/tahun. Namun ketika ditanya Sidak kepada Suraini(42th), seorang ibu rumah tangga di Padang Panjang, baginya yang jelas selama kepemimpinan Walikotanya yang sekarang inilah dia tidak membayar berobat ke Puskesmas atau ke rumah sakit. “Bagi kami masyarakat biasa ini, besar sekali artinya kebijakan pak Walikota Suir Syam yang mengupayakan kami tak membayar lagi berobat. Mungkin saja pak Wali tak mau namanya dipuji, tapi masyarakat pasti tahu dan merasakan manfaatnya. Kalau beliau tak mau disebut masyarakatnya berobat gratis, silakan saja. Yang jelas, sekarang kami masyarakat tak lagi susah-susah mencari uang untuk berobat”, kata perempuan ini serius.

Satu hal lagi terobosan amat spektakuler selama kepemimpinan Wako Suir Syam di sektor kesehatan, adalah pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) modern yang bertaraf internasional.

Rumah sakit yang sekarang sudah mulai beroperasi, kendatipun peresmiannya direncanakan tanggal 1 desember 2007, seiring dengan Hari Ulang Tahun(HUT) Kota Padang Panjang nanti, terdiri dari empat lantai, dengan fasilitas serba modern, yang pengelolaannya kerja sama dengan rumah sakit MMC Malaka, Malaysia.

Menyebut hal ini, dikatakan Mantan Direktur Rumah Sakit Achmad Muchtar(RSAM) Bukittinggi ini, dengan letaknnya yang sangat strategis, nyaman dan sejuak, di bawahnya pemandangan yang amat indah, dipagar tiga gunung; Merapi singgalng dan Tandikek, hadapan sebuah danau biru yang elok; Danau Singkarak diharapkan aman menjadi tujuan masyarakat dalam kawasan Sumatera nantinya. Mereka berobat ke sini bukan saja sekadar berobat, tetapi sekaligus juga bisa berwisata. Dengan ini, disamping masyarakat padang panjang bisa berobat tak membayar ke rumah sakit modern, sekaligus juga akan bisa membuat Kota Padang Panjang menjadi tujuan wisata kesehatan, di samping menjadikan Padang Panjang sebagai kota tujuan pendidikan.

Satu hal yang amat menarik dalm upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di kota ini, petugas kesehatan tak saja sekadar menunggu pasien datang ke rumah sakit. tetapi, sekaligus juga berusaha mencari pasien ke rumahnya.

Kalau di Puskesmas tak banyak lagi petugas kesehatan setelah habis jam penerimaan pasien berobat, itu prtanda mereka sedang ke lapangan, ke rumah-rumah masyarakat, mencari kalau ada masyarakat yang sakit tetapi tak mau berobat. Atau, mungkin saja sedang melihat warga yang pernah berobat ke Puskesmas, tetapi sesuai jadwal mereka diminta datang lagi berobat ternyata tak datang. Guna dilihat ke rumahnya, ada dua kemungkinan; pertama mungkin karena sudah merasa sekat dan kedua mungkin juga karena malas datang berobat. Kalau karena malas, akan diberikan keyakinan oleh petugas kesehatan bahwa mereka harus kembali berobat dan berobat tak membayar.

Namun demikian, ketika ditanya kepada Wako Suir Syam, dia meminta kepada warga masyarakat agar bersama-sama dengan pemerintah menjaga agar pelayanan kesehatan oleh petugas di Puskesmas dan rumah sakit tetap prima.

Jika ada paramedis atau petugas pelayanan kesehatan yang tak melayani pasien dengan baik, seperti berkata kasar dan lalai menangani pasien, tolong katakan kepadanya baik-baik, bahwa tak baik memberikan pelayanan kepada masyarakat seperti itu. Berikanlah pelayanan secara baik karena mereka kan sudah ditugaskan untuk itu. Kalau malas, marah-marah atau sengaja melalaikan penangan terhadap pasien, sama saja dengan memberikan citra buruk terhadap dunia kesehatan di kota ini. Untuk itu, perlu masyarakat menegurnya, di samping atasan dan walikota sendiri juga akan menegurnya. Rumah sakit bagus atak menjadi jelek, kalau pelayanan petugasnya jelek. “Tapi kalau rumah sakit bagus dan pelayanannya bagus pula, akan membuat rumah sakit bagus bertambah bagus. Jadi jangan biarkan saja pemerintah mengawasi pelayanan rumah sakit atau Puskesmas, namun harus juga masyarakat”, ujar Suir Syam. Kalau masyarakat selama ini telah menganggap pelayanan petugas kesehatan di kota ini baik, alhamdulillah. Tapi jangan puas sampai di situ, harus ditingkatkan terus. Sebab kata Suir Syam, kehebatan rumah sakit luar negeri seperti MMC Malaka itu bukan terletak kepada kehebatan para dokternya, bukan pula karena kecanggihan peralatannya semata. Tetapi lebih dikarenakan kehebatanan, keramahtamahan, kecepatan pelayanan petugasnya. “Kita ingin dan harus menerapkan hal ini di Padang Panjang. Kalau tidak demikian, percuma dibangun rumah sakit modern”, tambahnya lagi.

Di sektor ekonomi kerakyatan, berbagai terobosan pun selama empat tahun terakhir ini sudah terjadi di kota yang berada di persimpangan antara Padang-Solok, Padang-Bukittinggi ini. Satu hal yang dilakukan Suir Syam, dia meminta kepada masyarakat agar datang langsung kepadanya, pintu rumahnya terbuka untuk melayani warganya yang mengemukakan berbagai keluhan, terutama yang berkaitan dengan ekonomi.

Alhasil, selama ini telah mampu digenjot peningkatan perekonomian masyarakat yang bersifat ekonomi kerakyatan di kota ini. Antara lain dapat dilihat dari berkembangnya koperasi di kota ini.

Untuk meningkatkan ekonomi rakyat kecil ini, antara lain dengan memanfaatkan ndana refolving. Dana ini dipinjamkan kepada masyarakat untuk modal usaha. Jaminannya hanya Kartu Tanda Penduduk. Perkembangannya sangat signifikan. Terlihat dari perkembangan koperasi, yang telah beberapa kali kota ini memperoleh penghargaan di bidang perkembangan perkoperasian dari pemerintah pusat. Terakhir yang diterima Wako Suir Syam dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bali, beberapa waktu baru-baru ini.

Masyarakat miskin, sengaja dicari petugas termasuk Wako sendiri turun ke lapangan, berjalan di lorong-lorong gang kecil, melihat warga miskin yang tak mampu baik karena sakit maupun karena memang tak punya modal sama sekali.

Dalam hal ini, Wako Suir Syam menegaskan kepada pihak dinas terkait, dia berharap jangan sampai lebih dulu dia tahu daripada Dinas terkait. Sebab, kalau tahu, dia akan turun langsung ke lapangan. Kalau demikian, tentu Dinas terkait malu sendiri nanti. Dia meminta kepada warga masyarakat, agar jangan segan-segan datang ke rumahnya memberitahukan bahwa di linkungan mereka ada masyarakat yang perlu dibantu atau butuh perhatian. Sudah banyak kejadian, Suir Syam duluan datang ke lokasi warga sebelum Kadinas datang ke rumah yang bersangkutan. Ada yang dibantu dengan mesin jahit dan lain sebagainya, sehingga dia bisa hidup dengan udaha sendiri. Dan penanganan ini dilakukan secara teratur dan terkoordinasi dan terukur.

Sebentar lagi, kekayaan industri makanan di kota ini pun akan diperkuat oleh satu unit labor mini untuk pemeriksanaan sampel, dan satu unit mesin pembuat packing atas bantuan Pemerintah Korea Selatan, menyusul kerja sama Pemerintah RI-Korsel. Sekaligus 2 orang tenaga ahlinya diperbantukannya ke kota ini, sejak tahun 2006 lalu. Kini, mereka pun akan membantu membangun jaringan pemasaran hasil produk Padang Panjang ini ke luar negeri.

Seperti dikemukakan Kadinas Perindagkoptam, Erna Nasution, bantuan ini akan segera diperoroleh Kota Padang Panjang karena syarat yang diminta Korsel harus ada dana sharing 10 persen, yakni sekitar Rp 52 juta dari sekitar rp 500 juta nilai bantuan Korsel tersebut. Ini sudah disetujui DPRD yang masuk pada APBD 2007.

Tidak banyak kata Erna yang tahu, kenapa kota ini bisa dapat bantuan Korsel yang sangat strategis dalam penyiapan produk industri makanan rakyat yang bakal memasuki dunia ekspor ini. Apalagi bantuan ini hanya jatuh ke segelintir daerah di Indonesia. Antara lain jawabnya, berkat peran lobi Pemko ke pusat.

Alasan Padang Panjang melakukan lobi ke pusat kata Erna, karena kota ini kaya dengan industri makanan. Selain jenisnya banyak, unit usahanya pun banyak berkembang di kota ini. Terakhir mencapai 270 unit. Sementara dari hasil observasi dua orang ahli dari Korsel yang berada di padang Panjang, Prof. Dr. Chung Choongil(ahli pangan) dan Kim Byung Hyuk(ahli marketing), untuk kondisi kondisi tahun 2006 belum ada produk makanan ini yang layak diekspor. Meskipun tak dipungkiri, rasanya sangat enak.

Contohnya belum layak eskpor, produk makanan tersebut belum lagi mampu mencantumkan kandungan bahannya secara rinci, belum memiliki kemasan yang bagus dan lain sejenisnya.

Untuk ke depan, langkah-langkah kongkrit untuk menggenjot keberhasilan ketiga titik tumpu pembangunan Kota Padang Panjang ini, kata Suir Syam akan lebih dipertegas lagi, sehingga makin ke depan perkembangan Kota Padang Panjang akan semakin menggembirakan.

Kata Suir Syam, hatinya akan semakin senang, kalau Padang Panjang, kalau rakyat kota serambi Mekah ini makin hari semakin berkembang, semakin sejahtera. Karenanya, berkali-kali Suir Syam mengatakan selama wawancara berlangsung, agar selalu bersyukur kepada Allah swt. Keberhasilan dalam bentuk apapun yang dicapai selama empat tahun belakangan ini, semuanya adalah nikmat Allah swt. “Sehari-hari ingatan saya, bagaimana kampung saya ini makin bagus, pesat perkembangan dan sejahtera warganya”, kata Suir Syam sembari tersenyum. Adirozal Mengamininya.{RIFNALDI}

Tidak ada komentar: